Dark Souls: Hidup Tanpa Peta, Tanpa Petunjuk

Daftar Isi
YouTube thumbnail

Kalau ada satu game yang bikin aku berpikir tentang hidup, itu pasti Dark Souls. Game ini bukan cuma soal melawan musuh atau bos yang susah. Lebih dari itu, game ini ngajarin aku bahwa hidup bisa jadi jauh lebih kompleks dan misterius daripada yang pernah kita bayangkan.

Kenapa? Karena di Dark Souls, nggak ada peta, nggak ada panah penunjuk arah, nggak ada tutorial panjang yang ngasih tahu apa yang harus dilakukan atau kemana harus pergi. Dan ya, ini mirip banget sama kehidupan nyata.

Kebebasan ala Dark Souls

Bayangkan kamu masuk ke dunia gelap penuh dengan bahaya, dan satu-satunya pedoman yang kamu punya cuma informasi dari dialog karakter atau deskripsi item. Kadang informasi itu samar, kadang malah nggak ada sama sekali. Kamu ditinggal di dunia yang luas dengan kebebasan penuh buat eksplorasi, sambil bertanya-tanya: “Aku harus kemana sekarang? Jalan yang benar mana?” Tapi justru di situ indahnya. 

Kebebasan di Dark Souls bikin kita belajar untuk mengambil langkah sendiri, mencoba, gagal, dan akhirnya menemukan tujuan. Sama banget kayak hidup. Kita nggak tahu selalu harus kemana, tapi setiap langkah yang kita ambil itu berharga.

Game Lain dan Perbandingannya

Aku nggak bilang game lain itu jelek, jangan salah. Game seperti GTA buatan Rockstar juga bagus banget. Dunia yang ditawarkan terasa hidup, ceritanya menarik, dan kita dimanjakan dengan map besar serta panah arah yang nunjukin kemana harus pergi. Tapi buat aku, di situ bedanya. 

Di GTA, kamu diberi tahu apa yang harus dilakukan, sementara di Dark Souls, kamu dibiarkan untuk mencari tahu sendiri. Nggak ada yang “nuntun” kamu, semuanya terserah kamu. Dan jujur, pengalaman itu jauh lebih memuaskan meskipun kadang bikin frustrasi. Persis seperti kehidupan nyata.

Pengalaman Pertama: Kesasar ke Tomb of Giants

Pertama kali aku bermain Dark Souls, aku benar-benar nggak tahu apa yang harus dilakukan. Aku cuma punya sedikit petunjuk dari dialog NPC dan intuisi seadanya. Semua terasa gelap dan misterius, tapi aku memutuskan untuk melangkah, tanpa tahu bahwa langkahku ini akan membawaku ke tempat yang salah. Aku akhirnya sampai di Tomb of Giants.

Bayangkan saja, aku, pemain baru yang masih clueless, mendapati diri berada di area yang gelap gulita, penuh dengan musuh besar yang bisa menghabisiku one shot 😅. Rasanya seperti dilempar ke dalam ujung dunia tanpa persiapan sama sekali. Aku nggak punya equipment yang memadai, apalagi pengalaman untuk menghadapi tantangan seperti itu. Tapi aku terus mencoba, jatuh, dan bangkit lagi. Sampai akhirnya aku sadar: aku nggak seharusnya ada di sini, setidaknya belum.

Tomb of Giants benar-benar tempat yang salah untuk memulai. Rasanya seperti diberi ujian akhir sebelum belajar dasar-dasarnya. Tapi justru di situlah pelajaran besar yang aku dapat. Meski aku tahu aku salah jalan, Dark Souls nggak pernah bilang secara langsung, "Hei, kamu salah, balik ke arah lain." Aku sendiri yang harus memahami situasi, belajar dari kegagalan, dan menemukan jalanku kembali. Tomb of Giants bukan sekadar tempat dalam game; ini adalah pengalaman yang mengajarkanku bahwa eksplorasi dan kesalahan adalah bagian penting dari perjalanan.

Dan lucunya, ketika akhirnya aku menemukan jalan yang benar, semuanya terasa jauh lebih masuk akal. Musuhnya lebih mudah, areanya nggak terlalu mengancam, dan progresnya terasa lebih natural. Saat itu, aku tertawa sendiri, berpikir: "Kenapa aku harus mempersulit diriku sendiri dengan masuk ke Tomb of Giants dulu?" 😂 Tapi di sisi lain, aku juga bersyukur karena pengalaman itu mengajarkanku bahwa setiap kesalahan, betapapun besar atau kecil, bisa jadi pelajaran berharga.

Dari situ, aku semakin menyukai Dark Souls. Game ini nggak sekadar tentang mekanik atau cerita, tapi tentang bagaimana kita menghadapi tantangan. Bagaimana kita terus melangkah, meski semua terasa gelap dan nggak pasti. Bahkan ketika kita kesasar, selalu ada hikmah yang bisa kita petik, walaupun jalan balik ke firelinknya sangat membagongkan 💀. Dan sama seperti di Tomb of Giants, dalam hidup pun kadang kita menemukan bahwa jalan yang benar sebenarnya jauh lebih sederhana dan masuk akal, kita hanya perlu melewati fase yang salah dulu untuk menyadarinya.

Ketika Hidup Jadi Dark Souls

Kalau dipikir-pikir, hidup kita ini nggak jauh beda sama Dark Souls. Nggak ada peta yang nunjukin kemana arah yang benar, nggak ada panah yang bilang “ini jalan sukses, ini jalan gagal.” Kadang kita cuma punya sedikit petunjuk dari orang-orang di sekitar, mirip dialog karakter di game.

Kadang kita salah langkah, tersesat, atau bahkan jatuh. Tapi di situ justru letak pelajaran dan keindahannya. Setiap kegagalan ngasih kita pengalaman, setiap kesalahan ngajarin kita untuk lebih kuat. Sama kayak di Dark Souls, setiap bos yang berhasil kita kalahkan bikin kita merasa jauh lebih tangguh.

Dan jujur, kadang aku berpikir: Kalau hidup udah sesulit ini, kenapa aku masih cari tantangan di game kayak Dark Souls? Jawabannya sederhana. Karena game ini, di balik tantangannya yang gila-gilaan, ngajarin aku untuk tetap bergerak maju meskipun nggak tahu apa yang ada di depan.

Game ini ngasih aku perspektif bahwa setiap perjalanan, bahkan yang penuh ketidakpastian sekalipun, punya nilai dan tujuan yang berharga.

Kesimpulan: Belajar dari Dark Souls

Dark Souls itu lebih dari sekadar game. Buat aku, ini adalah refleksi tentang bagaimana menjalani hidup. Bahwa meskipun kita nggak punya peta atau panah yang nunjukin arah, kita tetap bisa menemukan jalan kita sendiri. Bahwa kegagalan itu bukan akhir, tapi langkah menuju kemenangan. Dan bahwa setiap perjalanan, seberapa sulit pun, punya cerita yang layak untuk diingat.

Jadi kalau kamu merasa tersesat dalam hidup, mungkin kamu perlu ingat satu hal dari Dark Souls: Tetaplah melangkah, meskipun kamu nggak tahu kemana arahnya. Karena pada akhirnya, perjalanan itu sendiri adalah hal yang paling berharga.

Posting Komentar