Pengalaman Pribadi Detoks Sosial Media, ini yang terjadi 🗿 Blog Personal
Dopamin adalah zat kimia di otak yang bertanggung jawab atas perasaan senang dan puas. Namun, terlalu banyak mencari dopamin melalui aktivitas seperti sosial media dan game bisa berdampak negatif pada produktivitas dan keseimbangan hidup.
Berikut adalah perjalanan detoks sosial mediaku untuk mengatasi masalah ini dan mencari cara yang lebih sehat untuk menstabilkan dopamin.
1. Tantangan Awal: Ingin Produktif, Tapi Cepat Bosan dan Mengantuk Penat Saat Kerja
Aku memiliki tujuan untuk menjadi lebih produktif dalam bekerja. Namun, setiap kali aku mulai bekerja, rasa bosan dan kantuk sering menghampiri.
Aku mencari pelarian sejenak dengan membuka sosial media atau bermain game, yang awalnya membantuku merasa segar kembali dan memberikan dorongan energi untuk melanjutkan pekerjaan.
2. Efek Negatif dari Pelarian ke Sosial Media dan Game
Meskipun terasa menyegarkan pada awalnya, pelarian ke sosial media dan game ternyata membawa efek buruk. Aku mulai membutuhkan lebih banyak waktu di sosial media atau game untuk mendapatkan rasa segar yang sama.
Akibatnya, aku kehilangan fokus dan kecanduan aktivitas tersebut. Alih-alih menjadi produktif, waktuku lebih banyak dihabiskan untuk aktivitas yang tidak mendukung tujuan utamaku.
Dampak buruk kecanduan sosial media dan game:
Dampak |
Penjelasan |
Penurunan
Produktivitas |
Waktu kerja
terganggu oleh scrolling sosial media atau bermain game. |
Kecanduan |
Perlu waktu
lebih banyak untuk efek "segarkan kembali". |
Pengelolaan
Waktu Buruk |
Prioritas
utama sering terabaikan. |
3. Langkah Drastis: Uninstall Game dan Sosial Media
Untuk menghentikan pola perilaku yang merugikan ini, aku memutuskan untuk melakukan langkah drastis. Semua aplikasi game dan sosial media aku uninstall dari perangkatku.
Aku hanya membuka sosial media melalui browser, yang tidak nyaman digunakan, sehingga mendorong aku untuk berhenti mencari dopamin dari sosial media dan game.
Strategi yang Bisa Dilakukan untuk Detoks Smartphone
- Menghapus aplikasi sosial media dan game dari smartphone.
- Membatasi akses hanya melalui browser yang lebih rumit dan kurang menyenangkan.
- Fokus pada aktivitas offline yang lebih mendukung produktivitas.
4. Masalah Baru: Pelarian ke Makanan Saat Bosan
Tentu saja, penghentian kebiasaan lama tidaklah mudah dan menciptakan masalah baru. Saat bekerja, rasa bosan dan penat tetap muncul, namun aku mulai menyadari pola pelarian baru.
Aku sering mencari camilan untuk dimakan atau minuman untuk menyegarkan diri. Selain itu, bermain sebentar dengan kucingku juga menjadi salah satu pelarian yang menyenangkan.
5. Alternatif Sehat: Eksperimen dengan Olahraga Ringan
Untuk mencari alternatif yang lebih sehat, aku bereksperimen dengan cara baru mendapatkan dopamin: olahraga ringan. Dengan peralatan yang aku miliki seperti dumbel dan barbel, aku mulai melakukan latihan sederhana yang membantu tubuh tetap segar sekaligus memberikan manfaat kesehatan.
Olah Raga Ringan Untuk Menghilangkan Penat
Jenis
Latihan |
Alat yang
Digunakan |
Manfaat |
Bicep Curls |
Dumbel |
Melatih otot
lengan. |
Squats |
Dumbel |
Menguatkan
kaki dan punggung. |
Overhead
Press |
Barbel |
Melatih otot
bahu. |
Mulai dari durasi pendek sekitar 15-20 menit, aku merasa olahraga ini memberikan dopamin alami sekaligus meningkatkan energi untuk bekerja kembali.
Kesimpulan
Detoks sosial media adalah perjalanan yang penuh tantangan, tapi juga memberikan banyak pembelajaran. Dengan mengidentifikasi pola perilaku yang merugikan, mengambil langkah tegas, dan mencoba alternatif yang lebih sehat, aku berhasil menstabilkan dopamin dan meningkatkan keseimbangan hidup. Olahraga ringan menjadi solusi yang lebih efektif untuk mengatasi penat, sekaligus memperbaiki kualitas hidupku secara keseluruhan.
Bagi kamu yang juga merasa terjebak dalam kecanduan sosial media atau game, coba deh detoks dan eksplorasi cara baru untuk mendapatkan dopamin. Pilihan-pilihan sehat ini bisa menjadi investasi berharga untuk kehidupan yang lebih produktif dan bahagia.
Posting Komentar