Cara Pengecut Tampak Unggul: Merendahkan Untuk Kebanggaan
Tidak ada yang lebih hina dari kebanggaan yang dibangun di atas kehancuran orang lain. Ia bukan bangunan, tetapi reruntuhan yang disulap seolah monumen. Mereka yang ingin tampak unggul dengan merendahkan tidaklah besar mereka hanya ingin tampak lebih tinggi karena berdiri di atas punggung yang mereka injak.
Mereka tidak menyerang karena kuat. Mereka merendahkan karena takut tenggelam. Kelemahan mereka tidak bersuara dalam tangis, tetapi dalam cemoohan. Dan tragisnya: mereka percaya itu keberhasilan. Mereka membusungkan dada padahal itu hanya paru-paru yang membengkak oleh kebencian.
Di dunia ini, manusia telah belajar cara menjadi predator dengan kata-kata. Kepintaran tidak lagi untuk memahami, tapi untuk menusuk tanpa darah. Merendahkan telah menjadi seni yang dihormati oleh algoritma, disukai oleh massa, dan dikukuhkan oleh budaya kompetitif yang buta arah.
Merendahkan bukanlah argumen, ia adalah pelarian. Pelarian dari ketakutan bahwa kau tidak cukup pintar, tidak cukup menarik, tidak cukup penting. Maka kau menciptakan ilusi keunggulan dengan membakar orang lain. Tapi api itu tidak pernah menghangatkan. Ia hanya menghanguskan.
Keunggulan sejati tidak membutuhkan panggung. Ia diam, kadang menyendiri, kadang bahkan tak dikenali. Tapi zaman ini membenci yang tidak tampil. Maka para pengecut pun tampil: bukan dengan prestasi, tapi dengan meremehkan. Mereka menjadikan ejekan sebagai pakaian, dan arogansi sebagai parfum murahan.
Nietzsche berkata, "Jalan menuju kebesaran melewati penderitaan." Tapi pengecut mencari jalan pintas. Cioran mungkin akan menyebut mereka sebagai “produk akhir dari kekecewaan kosmis” makhluk yang memilih hinaan sebagai sarana eksistensi.
Jika kau pernah direndahkan, jangan buru-buru membalas. Lihat wajah mereka: mereka bukan pemenang, mereka pemburu validasi. Mereka memerlukanmu untuk merasa berharga. Dan itu, adalah kelemahan paling telanjang.
Kita hidup di era di mana kehormatan dipertaruhkan setiap kali membuka mulut. Maka diam menjadi revolusi. Menolak merendahkan adalah tindakan radikal. Menjadi unggul tanpa membakar orang lain itu baru kekuatan.
Posting Komentar