Jangan Melawan Jalan Semesta: Seni Menyerah Tanpa Menyerah

Table of Contents
YouTube thumbnail

Ada kalimat dari musashi miyamoto entah benar atau tidak 😅 yang terdengar sederhana, tapi mengguncang fondasi ego: “Do not attempt to oppose the way of the universe.” I think kalimat ini bukan ajakan untuk pasrah buta, tapi undangan untuk menyelami arus terdalam dari realitas' tanpa ilusi kendali, tanpa obsesi untuk menang.

Melawan Arus: Refleks Ego yang Terbiasa

Sejak kecil kita diajari untuk “berjuang”, “mengubah nasib”, “menaklukkan dunia”. Tapi tak banyak yang mengajarkan bagaimana caranya mendengar dunia. Kita terbiasa menabrak, bukan menyimak. Kita mengira kehendak pribadi adalah pusat semesta, padahal sering kali ia hanya gema dari ketakutan yang belum selesai.

“We suffer more in our imagination more often than in reality.” Seneca.

Melawan jalan semesta bukan hanya melelahkan, ini juga memperkeruh batin. Kita jadi mudah frustrasi saat kenyataan tak sesuai rencana. Kita menyalahkan diri sendiri, orang lain, bahkan dunia. Padahal mungkin, yang kita lawan bukan musuh, tapi cermin.

“There is nothing outside of yourself that can ever enable you to get better, stronger, richer, quicker, or smarter. Everything is within. Everything exists.” Musashi Miyamoto.

Wu Wei: Bertindak Tanpa Memaksa

Dalam filsafat Taoisme, ada konsep bernama Wu Wei' bertindak tanpa paksaan. Bukan berarti diam, tapi bertindak selaras dengan aliran alam. Seperti air yang mengalir ke tempat rendah, tanpa ambisi, tapi tak bisa dihentikan. Air tak melawan batu, tapi ia bisa mengikisnya.


silver fang

Ketika kita berhenti melawan, bukan berarti kita menyerah. Justru di situlah kita mulai mengalir, ahhh masa 🤮🤣. Kita belajar membedakan antara kehendak ego dan panggilan jiwa. Kita mulai bertanya: “Apakah ini benar jalanku, atau hanya ambisi yang dibungkus ketakutan?”


tambah parah

Amor Fati: Mencintai Apa yang Terjadi

Nietzsche menyebutnya Amor Fati' mencintai takdir. Bukan sekadar menerima, tapi mencintai apa pun yang terjadi, seolah kita sendiri yang memilihnya' 🥶 GREGET. Ini bukan fatalisme, tapi keberanian untuk hidup tanpa syarat.

Ketika kita berhenti melawan semesta, kita membuka ruang untuk melihat. Kita mulai sadar bahwa banyak hal terjadi bukan untuk menghancurkan kita, tapi untuk membentuk kita. Rasa sakit, kehilangan, kegagalan' semua itu bukan kutukan, tapi undangan untuk pulang ke dalam.

Sunyi yang Membuka Jalan

Musashi Miyamoto, tahu, musuh sejati bukan di luar, tapi di dalam. Ia menulis Dokkodo 21 prinsip hidup yang menolak keterikatan, menolak keinginan yang tak perlu, dan menolak melawan arus semesta.

Dalam sunyi, kita belajar bahwa tidak semua harus dimenangkan. Tidak semua harus dijelaskan. Tidak semua harus dimiliki. Kadang, yang paling jernih justru hadir saat kita berhenti mengejar.

Menyerah Tanpa Menyerah

“Do not attempt to oppose the way of the universe” bukan ajakan untuk jadi pasif. Tapi ajakan untuk menyerah secara sadar. Menyerah pada yang lebih besar, bukan karena kalah, tapi karena kita tahu: ada kebijaksanaan yang tak bisa dipahami oleh logika, tapi bisa dirasakan oleh jiwa.

Menyerah bukan berarti berhenti bergerak. Tapi bergerak dengan keheningan. Dengan kepekaan. Dengan kesadaran bahwa kita adalah bagian dari tarian semesta.

Penutup: Jalan Pulang ke Dalam

Di dunia yang bising, penuh ambisi dan algoritma, keberanian terbesar adalah mengalir. Bukan karena tak punya suara, tapi karena memilih sadar. Bukan karena tak punya arah, tapi karena percaya bahwa arus semesta tahu ke mana harus membawa kita.

Jadi, saat hidup tak berjalan sesuai rencana, jangan buru-buru melawan. Mungkin ini bukan kegagalan. Mungkin ini adalah jalannya. Dan satu-satunya kunci untuk membukanya adalah keberanian untuk tidak melawan.

Sebagai penutup sepertinya kutipan ini yang paling pas untuk oleh-oleh artikel ini. "You have a right to perform your prescribed duties, but you are not entitled to the fruits of your actions. Never consider yourself to be the cause of the results of your activities, nor be attached to inaction."

Aku pikir pada akhirnya yang terbaik yang bisa kita lakukan adalah jalani dan lakukan sebaik yang kita bisa, jika everthing malah tambah worse, so be it, jika ternyata kejayaan menertai kita' jangan sombong dan mengetakan bahwa itu satu-satunya karena upaya kita.

Posting Komentar

💬 Komentar Terbaru di Blog